JENIS-JENIS CACING UNTUK PAKAN BURUNG
Kandungan protein cacing dari hasil penelitian menunjukkan cacing tanah
mempunyai kandungan protein cukup tinggi, yaitu sekitar 72%, yang dapat
dikategorikan sebagai protein murni dengan memiliki kandungan arginin
berkisar 10,7% tryptophan, 4,4% tyrosin, 2,25%.
1. Manfaat Arginin:
1) Melemaskan otot dan memperlebar saluran darah sehingga meningkatkan
peredaran darah,
2) meningkatkan kekebalan tubuh,
3) meningkatkan birahi,
4) mengurangi resiko kemandulan (bagi breeding mengurangi resiko telur
“Kosong”),
5) menigkatkan kemampuan otak dalam mengingat (kecerdasan otak)
2. Manfaat tryptophan tryptophan:
1) menigkatkan kemampuan burung untuk merelaksasi otak, sehingga burung:
a) tidak mudah stress pada saat terkejut akibat adanya gannguan eksternal
b) tidak mengalami gangguan tidur, terkadang burung burung pada malam
hari tidak bisa tidur padahal situasi dan kondisi sudah tenang hampir tdk
ada gangguan
2) Membantu meningkatkan konsentrasi burung pada saat proses pemasteran
3) Membantu proses pertumbuhan
4) Meningkatkan kualitas pigmen warna bulu
3. Manfaat tyrosin:
1) Membantu meningkatkan konsentrasi burung pada saat proses pemasteran
2) Membantu proses pembuahan pada burung betina
3) Meningkatan reproduksi hormon Testosteron dalam tubuh burung, dimana
hormon tsb diperlukan untuk membuat burung menyuarakan lagu secara
maksimal
Bahaya cacing
1. Mengkonsumsi cacing secara berlebihan akan menyebabkan kelebihan protein,
hal ini akan menyebabkan suhu tubuh burung meningkat dalam kurun waktu relatif
lama sehingga menyebabkan rontok bulu.
2. Dengan diketahuinya manfaat kandungan protein pada cacing, maka tidak
berlebihan apabila disarankan untuk menempatkan cacing sebagai pakan penting
pada burung. Jenis burung apapun selagi mau mengkonsumsi cacing, boleh saja
diberi cacing. Yang perlu diingat juga, bahwa pemberian cacing pada burung
disarankan tidak lebih dari 20% total pakan ransum yang dikonsumsinya.
Sebagai pengetahuan tambahan yang perlu diperhatikan, bahwa kemampuan
burung mengkonsumsi cacing adalah masalah “KEBIASAAN” yang bisa dilatih.
Dalam hal ini, burung yang “emoh cacing” harus dilatih sedikit demi
sedikit agar “doyan cacing” terutama adalah burung pemakan serangga
(Apalagi MB.......woww harus Coy !!!) dan burung pemakan buah. Sedangkan
burung pemakan biji, pada dasarnya memang tidak suka cacing......tetapi
apakah memang tidak bisa ?
Jenis-jenis cacing yang bisa dikonsumsi oleh Murai Batu antara lain:
1. Cacing merah (Lumbricus Rubbelus)
Cacing ini biasanya digunakan sebagai makanan ikan louhan dan arwana
silver. Cacing merah biasanya juga digunakan sebagai umpan pancing, hal
ini dikarenakan cacing ini disukai ikan-ikan seperti wader, tawes,
sepat, ikan lele. Cacing ini dapat tumbuh sampai 10-15 cm dan berwarna
merah-coklat gelap. Maklum yang nulis ini selain hobi MB juga hobi
mancing ..... kecuali mancing cewek dan mancing kerusuhan.
2. Cacing Bayam (Eisenia SP)
Cacing ini biasa sering dijumpai pematang sawah dan sayuran yang
membusuk sehingga disebut cacing bayam. Dapat tumbuh sampai 35 cm
panjangnya dan warnanya merah gak kepucat2an. Selain disuka burung,
cacing ini disuka oleh ikan baung dan lele, untuk pemberiannya kepada
burung perlu dipotong-potong terlebih dahulu.
3. Cacing Tanah (lumbricus terestris)
Cacing ini banyak dijumpai di tanah yang sarangnya membentuk liang,
ukuran cacing ini paling besar diantara cacing lainnya sehingga teknik
pemeberian makannya pada MB harus dipotong-potong dulu. Kandungan
Arginin cacing tanah berkisar 10,7% Tryptophan, 4,4% Tyrosin, 2,25%.
Jenis cacing tanah meliputi:
1) Lumbricus.
Cacing ini berbentuk pipih dan sering kalah bersaing dengan jenis jenis lain
sehingga tubuhnya lebih kecil. Lumbricus hasil ternakan memiliki besar tubuh
bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
2) Pheretima.
Cacing ini tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah
keungu2an.
3) Perionyx.
Cacing ini memiliki bentuk tubuh gilik berwarna ungu tua sampai merah
kecokelat2an. Perionyx termasuk cacing agak rentan dan rawan mati sehingga
dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian ekstra serius.
4. Cacing Fosfor (Lumbricus SP)
Cacing ini kalau dipencet mengeluarkan getah warna putih-bening yang
lengket apabila nempel di tangan dan kalau malam cairan ini akan menyala
karena mengandung phospor. Lumbricus SP memiliki warna tubuh merah
kecoklat2an. Cacing ini memilik gerakan yang liar sehingga perlu
dimatikan sebelum diberikan kepada burung. Cacing ini dapat berukuran
sampai 30 cm.
Nah, dengan demikian apa bedanya pakan cacing pada burung dan cacingan pada burung.
Cacingan tidak hanya menyerang manusia tapi berlaku pula pada burung
piaraan, termasuk MB sebagai burung berkicau merdu. Cacing yang sering
menyerang burung salah satunya adalah Ascaridia galli yang berparasit
pada burung dan penularannya melalui pakan, air minum, lalat, siput
darat, kelabang atau bahan lain yang tercemar oleh kotoran burung itu
sendiri.
Cacingan ini akan menyebabkan:
1. Kinerja burung akan turun drastis.
2. Mengalami gangguan proses pencernaan sehingga dapat menghambat pertumbuhan.
3. Terjadi infeksi usus yang akan menyebabkan penurunan berat badan.
4. Dalam kondisi cacingan yang berat, akan mengakibatkan dapat terjadi
penyumbatan pada usus. Dalam kondisi ini, burung akan mengalami gangguan
pencernaan akhirnya mengakibatkan mortalitas syndrome
5. Burung selalu membuka paruhnya seperti kehausan,
6. Bulu burung kusam, seolah banyak abu pd bulu dan tdk mau rapi.
7. Nafsu makan berkurang, bahkan tdk mau makan pada kondisi cacingan berat
8. Radang mata yang bisa mengakibatkan kerusakan kornea sehingga akan mengganggu daya pandang burung
Sebelum itu terjadi pada burung kita (MB makdusnya) alangkah baiknya
bila kita mengenali gejala cacingan pada burung sebagai berikut:
1. kelihatan lesu dan pucat,
2. mafsu makan berkurang,
3. beraknya mencret, berlendir dan berwarna keputih-putihan seperti kapur,
4. sayap mulai menggantung dan bulunya mulai pecah2
5. burung matanya mulai berair
6. Burung sering minum, padahal tidak dalam proses penjemuran
Jenis cacing yang berbahaya bagi burung meliputi:
1. Cacing tenggorokan
Gejala: Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan
kepala sambil menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.
Lendir biasanya cenderung agak kental warnanya tidak bening.
Penyebab: Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini
hidup di daerah tenggorokan yakang dapat menyumbat saluran pernapasan
sehingga dapat menyebabkan kematian.
2. Cacing rambut
Gejala: burung menderita diare. Namun, jika sangkar diletakkan
berdekatan dengan sangkar lain dengan arah angin menuju ke arah sangkar
berikutnya, maka berpeluang terjadi penularan cacing tersebut ke sangkar
lainnya. Akhirnya dapat mematikan burung pada sangkar yang berdekatan
tsb..
Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi
cacing dapat melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur
cacing. Di dalam tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang
menyerap sari makan melalui darah burung yang dihisapnya.
3. Cacing gelang
Gejala: burung mengalami kurang darah (anemia)
Penyebab: Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok,misalnya: Love Bird, Kenari, Parkit
4. Cacing pita
Gejala: burung tampak lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan),
sedikit diare. tampak selalu membuka paruhnya seperti kehausan, bulu
burung men-jadi kasar.
Pada kenyataannya kematian burung akibat penyakit relatif kecil’ karena
begitu ada gejala sakit langsung dilkukan pengobatan. Penyebab
terjadinya kematian pada burung berkicau sebagian besar disebabkan oleh:
1. Mengalami gizi buruk, yaitu tidak tercukupinya kebutuhan Vitamin, Mineral dan
nutrisi lainnya
2. Memberikan perlakukan yang sama tentang asupan gizi,jenis burung yang sama
maupun berbeda (biasanya terjadi pada pemula)
3. Salah perawatan karena meniru teknik perawatan burung milik orang lain tanpa
berkonsultasi, dan hanya melalui proses melihat langsung praktek (para penghobi
yang pemalu, yang lebih parah lagi orang yang memiliki gengsi tinggi karena tidak
mau dibilang bodoh)
4. Karena burung stres akibat buruknya kebersihan lingkungan brung, perubahan-
perubahan suhu yang cepat, trauma baik fisik maupun psikis akibat: transportasi
pembelian, latihan, pemindahan kesangkar lain dan lain-lain
5. Mengalami over dosis pada asupan pakan
6. Kualitas pakan rendah dan tidak bervariasi sesuai dengan selera burung
7. Mutu pakan Banyak pemelihara memberi makan burungnya cukup banyak kadang
malah berlebihan, tetapi mutunya ren dan monoton sehingga dapat terjadi
defisiensi (kekurangan sesuatu zat nutrisi).
Selebihnya tergantung dari Rekan2 menyikapinya.......yang pasti tidak ada pembenaran dalam tulisan ini
kecuali sebuah informasi yang berkemungkinan dapat memberikan rangsangan
buat pembaca untuk menggali informasi lebih dalam lagi melalui sumber
yang lain dgn orang yang lebih memiliki kompetensi dibidang perburungan
sehingga dapat melengkapi khasanah ilmu pribadi masing2.Ilmu itu indah dan akan terasa lebih nikmat apabila ilmu
tsb dapat bermanfaat bagi orang lain
om ada yg mengatakan bahwa cacing untuk menurunkan birahinya burung (MB) apa betul ya?
BalasHapusterus apakah untuk pemberiannya cacing perlu dibersihkan dulu isi perutnya?
Gak perlu di bersihkan isi perutnya oom...cukup dibersihkan dari tanah yg menempel pada tubuh cacingnya saja.. :D
HapusThaks om bagus bgt artikel nya sangat berguna
BalasHapus