Selasa, 27 November 2012

PANDUAN MEMILIH MURAI BATU BERBAKAT



Masalah bakat adalah masalah yg sama tuanya dengan manusia. Semenjak dahulu orang sudah berusaha membahas masalah bakat. Urgensinya masih tetap actual sampai saat ini, meski dari kaca mata ilmu pengetahuan, hasilnya masih jauh dari memuaskan. Menurut Crow & Crow (1989) bakat bisa dianggap sebagai kualitas yg dimiliki individu dalam tingkat yg beragam. Bakat juga dapat dianggap sebagai keunggulan khusus dalam bidang perilaku tertentu. Saat ini telah banyak berkembang tes-tes tertentu (sering disebut ‘tes bakat') yg dilakukan utk mengukur/menelusuri bakat seseorang.

Timbul pertanyaan, “bagaimana dengan Murai Batu

Atas dasar pemikiran bahwa ‘MB istimewa’ dan ‘MB jawara’ adalah MB-MB yg dibekali oleh bakat2 khusus yg telah berhasil digali dan dikembangkan oleh sang perawat, maka penting sekali bagi MB mania untuk mengamati, menerawang, menelusuri & meraba2 kira2 bagaimana bakat yg dimiliki oleh seekor MB sebelum membeli dan menjadikannya momongan, baik itu utk orientasi lomba maupun hanya sebagai klangenan di rumah. Hal ini menjadi penting utk menghindari atau setidaknya mengurangi kekecewaan yg timbul akibat salah dalam menentukan pilihan momongan karena tidak sesuai dgn harapan.

DEFINISI BAKAT MURAI BATU

Menurut Om didiks-rrbf
Definisi BAKAT (POTENSI) = Sesuatu kelebihan yg dimiliki seekor murai dan ada pada dirinya sejak dilahirkan ... diatas rata2 … murai umumnya.
Bakat/potensi bermacam-macam :
  1. Bakat kecerdasan, kecerdasan ini sangat luas sekali tentunya. Kecerdasan menirukan suara lingkungan, kecerdasan adaptasi, dan kecerdasan2 yg lain tentunya.
  2. Bakat Fighting termasuk tentunya dgn gaya tarung masing2
  3. Bakat Suara/type suara ada suara ngebas, ada melengking dll yg tentunya bakat ini juga punya korelasi dgn Panjang-pendek pernafasan (nah panjang-pendek pernapasan ini saya yg agak bingung... ini bawaan atau murni bisa dilatih ....??) di dalamnya terikut juga dgn volumenya.

Namun bakat apapun jika tidak di optimalkan, tidak akan berkembangkan dgn baik.

Menurut Om suwarno71
Bakat adalah sebuah talenta dari Tuhan yang diberikan kepada makhluknya untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa pola pikir, kepandaian atau kemampuan yang dimiliki sejak lahir. Walaupun setiap makhluk memiliki talenta, jika tidak berusaha untuk membukanya maka talenta yang diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia.
Saya percaya setiap burung mempunyai BAKAT, permasalahannya adalah bagaimana kita mengenali & mencirikan bahwa burung tersebut mempunyai BAKAT YANG SUPER? Kalo kita belum mengenalnya terlebih dahulu.
Berkaitan dengan bakat pada burung, tentu saja burung tersebut harus mengeluarkan talenta-nya terlebih dahulu, baru kita dapat mengambil kesimpulan bahwa burung tersebut mempunyai bakat. Lewat talenta tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa burung A, mempunyai bakat SUARA NEMBAK-NEMBAK, burung B mempunyai bakat NGEROL, burung C mempunyai bakat VOLUME yang KERAS (TEMBUS) dsb. Atas dasar hal tersebut, baru kemudian kita dapat memaksimalkan bakat tersebut.

Menurut Om FREDY TJA
Aspek bakat pada burung meliputi mental dan gaya tarung burung bersangkutan.

Pertanyaan selanjutnya, “Bagaimana Cara Memilih MB Berbakat”.

Secara garis besar pemilihan MB berbakat biasa dilakukan oleh MB mania dgn dua cara. Cara pertama adalah dgn memperhatikan Tingkah Laku dan Gaya MB bersangkutan. Cara kedua adalah dengan memperhatikan/mengamati bentuk Katuranggan yg dipercaya mewakili bakat dari MB.

CARA MEMILIH MB BERBAKAT DARI TINGKAH LAKU DAN GAYA

MB berbakat bisa dipilih sejak trotol dan muda hutan sampai umur kira-kira 3 tahun. Setelah umur 3 tahun dan mb itu 'kelihatan biasa2 saja, maka bisa dianggap mb itu kurang berbakat (tapi tentu saja penilaian ini bisa salah, karena bisa jadi mb itu selama 3 tahun dipelihara dengan kurang tepat atau kurang perhatian).
Untuk mb2 muda, memilih MB berbakat tentulah mental yang didahulukan. Kalau yg sudah setengah jadi/jadi, barulah isian, gaya & konsistensi kinerja.
Cara memilih mb berbakat harus melihat langsung, dgn video saja kadang tidak cukup ( kecuali mb nya benar2 bagus mental dan isiannya ).
Cara memilih mb berbakat, sangat sulit dilakukuan dgn hanya melihat fotonya saja ( kecuali mb benar2 bagus, dan kelihatan per pic nya sedang ngotot menghadapi lawan2nya ).
Untuk mb mb yang benar benar bagus bakatnya, tentu tidak perlu 'dipilih' lagi karena sangat jelas bakatnya.
Memilih MB Berbakat untuk Trotol / Muda Hutan
  1. Tingkah laku ketika dia sedang bersatu dgn yg lain ( istilah Jawanya : ombyokan ), mb berbakat haruslah kelihatan sigap, waspada tapi tidak ‘grapyak-grupyuk’ alias pecicilan. Mb berbakat, meski kelihatan takut orang tapi cara bergeraknya tidak merusak fisiknya ( nyungsepkan muka ke jeruji, ekor dan sayap amburadul kena jeruji ), mb yg seperti itu bisa dianggap kurang berbakat. Namun, ada mb berbakat yg bergaya seperti itu dengan catatan mb itu baru ditangkap. Di sini jangan disalah artikan pula bahwa mb yg takut orang adalah mb kurang berbakat, sebab ada mb mb bagus bahkan mb juara yg masih takut orang ketika belum digantang. Namun setelah digantang mb itu tidak lagi memperdulikan orang, tapi memperdulikan musuh2nya.
  2. Tingkah laku ketika dia sendirian di sangkar. Mb berbakat biasanya tetap berada di tangkringan ketika dilihat orang. Sikapnya waspada, sesekali ekor naik turun (meski belum mengeluarkan suara). Lebih bagus lagi kalau dengan sikap seperti itu dia mau mengeluarkan suara. Prinsipnya bahwa mb berbakat itu meski masih belum jinak, dia akan berada di tangkringan atau ke jeruji sangkar, bukan ndelosor di dasar sangkar. Mb Mb berbakat sangat jarang untuk ndelosor di dasar sangkar dengan posisi seperti mau sembunyi alias ngumpet.
  3. Tingkah laku saat kita "nyolokin" jari ke ruji sangkarnya, mana yg berani (paling tidak ga ngelabrak, dalam kondisi burung sehat tentunya) biasanya mentalnya bagus. Sukur2 kalo ada yg malah melawan dengan ngeretek sambil maenin ekor itu lebih bagus lagi. Mengeluarkan suara ketrekan dan sikapnya siaga walaupun masih dalam ombyokan dan selalu kembali ke tangkringan atau dinding sangkar dan jarang diem di bawah.
  4. Kretekannya keras dan beruntun. Mb yg kretekannya keras dan beruntun, bisa dipastikan suaranya keras. Namun mb yg kretekannya sedang atau kecil, belum tentu bersuara sedang atau kecil, bisa saja mb itu bersuara keras. Biasanya mb yg kretekannya keras mentalnya bagus. Namun hal ini juga tidak bisa dipastikan, karena mental itu parameternya relative dan banyak juga mb mb bersuara sedang atau bahkan kecil namun bermental sangat bagus. Malahan mb seperti ini bisa 'ngedur' kerjanya. Tampang garang, tatapan mata tajam (ini cuma bisa dirasain oleh kita yg menatap lsg).
  5. Apa MB tersebut berani bertatap muka dr segala arah
Lihat dari cara MB memandang kalau kita dekati dan kita tatap matanya dia bersikap siaga dan MB tsb berani menatap kita lebih lama walaupun terbang sesekali.
  1. Tidurnya selalu ditangkringan yg paling tinggi (kalo ombyokkan)
  2. Saat sudah sendiri dia ngeriwik dgn isian2 atau suara2 master bkn suara MB, tentu dgn lagu yg panjang2, dengarkan kejelasan artikulasi dia menirukannya (sejelas apa), volume mungkin belum keras tapi paling tdk terdengar kasar2nya Merespon terhadap gangguan, syukur2 dengan bentakan suara MB
  3. Dekatkan dengan MB senior tetep spt itu.
  4. Kalo bisa liat dia mandi, cari yg mandinya heboh dan lama.
  5. Lihat bentuk perut sampai leher, sedikit berbentuk koma pada saat siaga.
  6. Apabila MB MH di dalam kelompok yang disatukan/ombyokan pilih yang dominan, misal apabila ada mb lain yang mendekat dia langsung mengusirnya (biasanya di patuk). Pilih yang makannya rakus. Bagaimana cara berdirinya. Apakah burung tersebut berdiri dengan posisi 45 derajat dengan ekor melengkung kebawah, 45 derajat dengan ekor proporsional, 90 derajat dengan ekor proporsional atau membungkuk seperti orang ketakutan.
  7. Apakah posisi berdirinya menyerupai huruf "X" horisontal, atau sering berdiri dengan satu kaki saja.
  8. Bagaimana cengkeraman kakinya (bukan warna kakinya). Apakah mencengkram tangkring dengan kuat atau sekedar menempel saja ditangkringan.
  9. Tanya ke pemikat MB tsb, pemikat akan tahu Volume maupun mental bahwa indukan dari anak yg ditangkap bagus, biasanya pengepul akan menyendirikan si MB ini. Kendalanya kita mendapatkan MB dari tangan ke X (bisa tangan ke tiga atau ke sekian, sehingga susah cara ini. Hal ini seperti dilakukan pengepul AM di Bali, pengepul AM di Bali memilah milah AM berdasarkan indukannya anakan .... pengepul tahu indukannya mempunyai Volume dan gaya telernya. Biasanya harga nya agak mahal.

Memilih MB Berbakat untuk MB Setengah Jadi / Jadi
  1. Memantau di Latber, kalau rajin ke latber baik memantau sendiri atau lewat orang yg dipercaya maka akan dapat menemui MB berbakat. Kalau jeli, tdk harus juara, kadang stelannya kurang bagus si MB gak juara, namun kita percaya bahwa MB tsb prospek.
  2. Amati tingkah lakunya dan volume, kalau terlihat mapan dan berani dan volumenya tembus maka MB ini adalah MB yg berbakat. Cara ini akan lebih mudah kalau kita datang ke latber atau lomba kecil, disitu kita bisa dengar mana MB yg volumenya keras dan tingkah lakunya mapan dan berani, walaupun MB itu tidak juara.
  3. Dengar suaranya, mana nih yg kenceng dan lihat, mana nih yg mentalnya langsung DOR! begitu buka krodong, lihat lawan langsung DER!!!

Apa yg menjadi tolok ukur volume si MB ?
  • Dengan feeling. Kalau kita tanggap dengan mendengarkan suara hariannya saat bunyi akan terlihat si MB mempunyai suara keras atau tidak.
  • Dengan menempel dengan MB lain. Bisa juga kita kumpulkan MB temen, terus adu beberapa MB tsb, ini akan terlihat volume diantara MB tsb.
  • Dibawa ke Latber. Jelas, walau tdk menjadi juara, terlepas juara atau tidak, maka saat ngalawan atau bunyi diantara MB yg dilatber akan terdengar kekerasan Volume MB tsb. Kalau si MB volumenya menonjol, maka akan tembus diantara MB yg lain. Apalagi kalau penonton berteriak, maka si MB akan lbh dominan suara diantara yg lain.


Memilih MB Berbakat untuk Trotol Breeding
  1. Untuk trotol penangkaran relatif lebih sulit, krn trotol penangkaran relatif sudah terbiasa dengan lingkungan manusia, gayanya lebih tenang dan lebih mapan drpd trotol hutan. Namun tentu saja meski lebih tenang dan lebih mapan drpd trotol hutan itu bukan berarti trotol penangkaran lebih berbakat drpd trotol hutan yg kurang tenang. Untuk Mb ring, tips nya gampang saja: Pilih mb trotol ring yang indukan jantannya pernah juara (minim latber) dan betinanya juga tangguh. Pemilihan mb ring seperti ini mempunyai peluang besar menemukan mb berbakat. Meski begitu, bukan berarti indukan non juara, keturunannya tidak ada yg berbakat. Setidaknya, dengan indukan jantan juara dan indukan betina bagus, peluang Anda cukup besar menemukan mb berbakat. Simple saja, alias, as simple as that.
  2. Cari ke Breeder MB, nah tanya trah indukan nya, setidaknya kita mempunyai peluang dari indukan yg bagus anakannya akan bagus juga. Ini sdh dibuktikan dr beberapa Breeder MB terkenal, dimana anakannya sdh mulai menduduki jawara (berdasarkan pantauan saya).
  3. Meski tergantung kualitas indukannya, tetapi tetep aja harus dilihat kriteria "Memilih MB Berbakat" pada MB tersebut walaupun indukannya JAWARA, karena ga jamin 100% pasti berbakat.


CARA MEMILIH MB BERBAKAT BERDASAR KATURANGGAN

Definisi Katuranggan

Katuranggan berasal terdiri dari 2 kata yaitu katur dan angga. Katur berarti menyampaikan, dan angga berarti badan. Jadi katuranggan adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian tentang bentuk - bentuk badan. Dalam bahasa Belanda, istilah katuranggan dikenal dengan sebutan exterieur (bentuk lahiriah, bagian badan yang nampak di luar) (Sumber: Trubus Edisi Februari 1988). Menurut Purbasasmita untuk menentukan mutu suatu burung mesti di lihat dari katuranggannya. Pendasaran ini tentu saja tidak asal jeplak, karena Purbasasmita sendiri sudah melakukan research terhadap kondisi/ciri-ciri fisik burung juara pada saat itu (kebetulan research-nya burung perkutut) dan pengalamannya sudah malang melintang tentang hal ini. Katuranggan yang dimaksud Eyang Purbasasmita bukan insting, tetapi pencapaian hasil research dan pengalaman empirik di lapangan. Katuranggan, Berbakat & Berprestasi merupakan 3 hal yang berbeda-beda dan dihasilkan oleh RUMUS yang berbeda pula. Deviasi untuk katuranggan mungkin cuma 10% saja, artinya : ‘orang yang memilih menggunakan metode KATURANGGAN, kemungkinan melesetnya cuma 10 %’.

Karakter burung itu misteri, kenapa??? jelas, burung tdk bisa kita ajak bicara spt manusia. Nah karena kemisteriannya itulah muncul pakem-pakem tertentu untuk mencari dasar bakat dr burung itu sendiri atau bahasa umumnya katuranggan. Mengenai ciri-ciri tertentu untuk mengenali burung berbakat melalui katurangaan saya 100% percaya banget.

Katuranggan = Ciri-ciri Fisik Seekor murai yg ditengarai berhubungan dgn bakat2 yg dimiliki. Menurut saya ini hanyalah cara penilaian kita saja berdasarkan imajinasi dan pengalaman selama ini untuk mengetahui bakat2 yg dimiliki seekor murai. Bakat yg bisa di prediksi berdasarkan KATURANGGAN dan masih bisa dinalar dengan akal adalah : VOLUME dan POWER. Bakat laen seperti mental, gaya tarung, kecerdasan itu masih misteri bagi saya.

Cara Memilih MB Berbakat Berdasar pada Katuranggan
  1. Postur kaki yg jangkung dan jari2 panjang dan cengkraman yg kuat.
  2. Warna kaki ngga masalah tapi type kaki yg kering (spt dah berumur).
  3. Kaki kokoh, warna tidak masalah kalau dapet yang hitam lebih baik.
  4. Mata yg besar bulat dan sorot mata yg tajam dan jernih.
  5. Kepala besar bentuk papak.
  6. Bentuk kepala seperti kepala ular (bentuk atas kepala mengikuti buletan mata)
  7. Paruh panjang dan lurus atau mblimbing.
  8. Leher panjang dan besar.
  9. Badan cenderung lebih pendek dr lehernya (kalo bisa) .
  10. Lengan sayap yg terlihat kokoh.
  11. Dari depan dada yg cenderung kecil membesar dipinggang/pangkal ekor (pengalaman dada besar suka batman). Ekor sedang, lurus dan kokoh, kalo panjang yg lemes tp kokoh dipangkal serta agak lengkung kebawah.
  12. Warna dada untuk MB ekor pendek saya suka yg terang (biasanya pinter) .
  13. MB yang tongkrongannya gagah, tulang kakinya keker cenderung memiliki daya tempur yang bagus, jika dibandingkin dg MB yang tongkrongannya biasa-biasa saja … tulang kakinya kurang keker.
  14. Paruh tebal & ceper dinilai punya bakat suara yg keras & pedas.


PENUTUP

Pengetahuan tentang Bakat sangat penting sekali dalam dunia burung khususnya MB. Kita mengetahui si MB berbakat bila MB bahan/trotol adalah seperti telah dijelaskan oleh rekan2 di atas, seperti: Ketrekan, Volume, Daya tempur walau masih bahan/trotol, rajin ngriwik/bunyi dsb. Pengetahuan mengenai katuranggan juga sangat penting bagi penggemar burung khususnya MB, karena dapat dijadikan pegangan penting untuk memilih dan meramalkan prestasi suara burung khususnya MB tsb.

Kembali lagi bahwa dari sudut pandang manapun kita berpendapat, semua ada benarnya dan juga ada salahnya karena KEMISTERIANNYA itu. (karakter burung itu adalah misteri)

Terlepas dari semua uraian di atas, yg harus digaris bawahi adalah bahwa :

‘MB berbakat ini belum tentu bisa jadi juara, karena menjadi juara faktornya banyak sekali, misal perawatan, settingan dan faktor2 non teknis’

‘MENANG adalah perwujudan dari pengembangan berbagai macam bakat yg ada pada burung yg telah dikembangkan secara OPTIMAL, sehingga mendapatkan apresiasi dari kalangan umum/Yuri lomba sehingga jadi The Best’.

Harap dibedakan pengertian Berbakat dengan Berprestasi. Karena dua kata tersebut merupakan 2 hal yang berbeda. Berbakat belum tentu Berprestasi, sedangkan Berprestasi merupakan apresiasi dari capaian atau out put setelah melalui proses pemaksimalan bakat tadi.

Tulisan ini bukan sebuah kesimpulan, tetapi hanya merupakan rangkuman dari posting2 rekan KMers pada thread “Cara Memilih MB Berbakat” yg diangkat om adlysalo dan pada thread “katurangan vs bakat, siapa yang bakal mendominasi ?!” yg digulirkan oleh om atm. Untuk tujuan orisinalitas saya tdk menambahkan dg sumber dari luar. Selanjutnya saya mohon maaf karena untuk tujuan kenyamanan membaca (maksudnya supaya nyambung), beberapa bagian postingan rekan2 saya edit dan digeser kesana-kemari utk membuat alur cerita. Silakan rekan KMers utk menambahkan atau memberi keterangan tambahan jika dianggap diperlukan. Karena saya hanya pecinta MB dan bukan Pakarnya maka sejauh ini, itulah yg dpt saya tangkap dari kedua thread tersebut.

Sebagai penutup, sebuah posting yg sangat indah dari rekan KMers

Bagi Buyer:
Mencari MB Berbakat dapat dicarikan dengan beberapa cara & metode berdasarkan pengalamannya masing-masing.

Bagi Breeder:
MB Berbakat tidak dicari, tetapi justru diciptakan. Melalui pengalaman empiriknya seorang breeder dapat menciptakan Model atau Super Model MB Seperti Apa Kelak. Saya percaya dengan pengalaman Trial dan Error, MB berbakat dan berkaturanggan bagus dapat diciptakan oleh seorang breeder.

Maka dari itu Ayo mulai belajar breeder

Senin, 12 Maret 2012

MB Ekor Hitam dari Kepulauan Kecil di sekitar Aceh


  Kadang orang banyak menilai setiap MB Ekor Hitam adalah MB Nias, 

Dengan tulisan saya ini mencoba mengupas Jenis Murai Batu Ekor Hitam ( Black Tailed Shama)

MB Nias kebanyakan berekor hitam mulus, sama seperti MB dari Siemelu (orang Aceh bilang MB Sinabang Cirinya: body agak kecil kepala kecil ekor pendek biasanya ), sama dgn MB Mentawai dan Pulau Pagai (orang Sumbar bilang MB Pagai).MB dari pulau Lasia ( cirinya: bodynya gede ekor agak panjang), Mb pulau lempuyang (Cirinya :dari ke 6 pasang ekornya, 3 dari atas item total, 3 kebawahnya lg ada warna putih berdiameter 1cm pada ujungnya. Mb dari Sabang (cirinya hampir mirip dgn Mb Lempuyang hanya ekor lebih panjang sayang jenis sudah langka) mb Kesemuanya adalah MB kepulauan.


MB Nias kebanyakan berekor hitam mulus tidak ada noda putih


 MB asal Sinabang/ Siemelu terkadang ada totol putih sedikit di ujung ekornya
 


MB asal P. Sabang, Aceh diusia muda ekornya mencapai 23 - 26 cm


MB asal P.Lasia, Aceh . bodi lebih besar dari MB Sinabang/Simelu




MB asal Lempuyang, Aceh susanan ekor putihnya 3 hitamnya 3


MB LAMNO ini bukan termasuk Black Tail
Muda Hutan Murai Batu Lamno di ekor ke 4 masi ada sabit putih diujungnya, apa mb lamno begini semua jenisnya? tidak om. mayoritas mb dari sana = mb aceh/medan pada umumnya tapi terkadang dapat yang ginian

MB ini bukan termasuk blackt tail menurut saya  krn 4 ekor putihnya warnanya dominan putih 

Secara umum kualitas mental tempur MB ekor hitam sangat bagus dan bersuara tembus, melengking hanya saja minusnya sering ngeban dan ngukluk yang diulang ulang , tapi dengan seiring bertambah usia mapannya MB tersebut akan makin stabil dalam berolah vokalnya. Terbukti sekarang sudah mulai banyak MB ekor hitam yang tampil dan juara di ajang kontes MB Nasional . Jadi tetap semangatlah walau anda memiliki MB yang sebelumnya dianak tiri kan dan dibilang MB murahan tapi dengan seiring waktu terjawab sudah kehebatan MB ekor Hitam ini yang mampu turun 3 sesi dalam lomba


Sumber : Komunitas Black tail (ismu Ista) dan Master Correy Cosmogony

Jumat, 02 Maret 2012

Design2 Bikinan Gw


























































































Mengenal Murai batu



Murai Batu (White-rumped Shama )

Nama ilmiah: Copsychus malabaricus
Keluarga: Muscicapidae
Ordo: Passeriformes
Kelas: Aves

KARAKTERISTIK FISIK:
White-rumped Shama biasanya memiliki  berat antara 28 dan 32 gram (1-1,2 ons) dan ukuran panjang sekitar 25 cm (10 inci). Burung ini terliat dan ekor panjang dengan tersusun rapi antara panjang dan pendek. Murai Jantan berwana  hitam mengkilap dengan perut coklat dan bulu putih di pantat dan bagian terluar dari ekor.  Betina umumnya lebih kecil daripada jantan, dan memiliki warna cokelat keabu-abuan (kusam) dengan perut berwarna terang. Baik pria dan wanita memiliki ekor  hitam dengan kaki berwarna merah muda. Remaja memiliki ekor yang lebih pendek dan warna yang lebih keabu-abuan atau kecoklatan mirip dengan perempuan, yang hampir sama dengan dada bintik-bintik hitam (trotol). Karakteristik khusus dari murai batu  adalah lagu merdu, yang juga membuatnya unik dikenali. Karakteristik unik lainnya dari hewan ini termasuk pola yang berbeda  pada ekor  yang berwana putih  dan sering memiliki  serta perilaku yang berulang menaikan ekor secara  tiba-tiba dan menurunkan secara pelan.

DISTRIBUSI DAN HABITAT:
Distribusi geografis dari Murai Batu habitat aslinya meliputi beberapa negara di Asia Selatan: India, Nepal, Myanmar, Sri Lanka, Kepulauan Andaman, Malaysia, Vietnam, Laos, Cina, Indonesia dan Thailand. Hewan ini diperkenalkan ke Kauai pada tahun 1931, Oahu pada tahun 1940, dan Maui di bagian akhir tahun 1900-an. Mereka cenderung membuat  sarang di dekat tanah di semak atau pohon-pohon berdaun lebar rendah hutan lebat dataran rendah atau kaki bukit, terutama di hutan bambu dan kayu jati. Di Kalimantan juga sering dijumpai di hutan – hutan rotan yang menjalar.


PERILAKU:
Murai Batu mencari makan  di dasar hutan selama sore hari. Mereka sangat teritorial, dan ukuran ekor dapat menentukan ukuran wilayah, dengan ekor burung lebih besar memiliki wilayah yang lebih besar. Wilayah termasuk sepasang jantan dan betina  selama musim kawin dengan jantan bertugas menjaga wilayahnya.  Jantan dan betina mungkin dapat memiliki wilayah yang terpisah ketika  tidak musim kawin, karana pada pengamatan pada saat tidak kawin, jantan  menunjukkan agresif terhadap betina. Murai Batu  adalah burung penyanyi terkenal dengan luas dan catatan lagu yang keras, merdu dan melengking. Mereka dikenal  pandai untuk meniru panggilan burung lainnya. Suara betina  kurang vokal dibanding jantani dan nyanyianya  dalam hubungannya masa perkawinan. Jantan dan betina muda  membuat suara  kretekan kasar  ketika  stress atau atau saat terbang di atas daerah terbuka. Burung-burung ini adalah monogami dan berkembang biak antara Maret dan Agustus selama atau setelah musim hujan ketika makanan lebih banyak, seperti selama musim hujan di India. Perkembangbiakan  juga mungkin dapat dipicu dalam reaksi terhadap panjang hari, seperti pada hari-hari lebih panjang pada suatu tahun. Selama pacaran, jantan mengejar perempuan, turun di atas perempuan, memberikan panggilan melengking, lalu menggerakkan- gerakkan bulu ekor seperti  kipas.  Ini diikuti dengan pola penerbangan naik dan turun oleh kedua jantan dan berina  dengan ekor  seperti  kipas, tetapi pada jantan sering tidaka membuat gerakan seperti kipas ini. Bila betina tidak ingin, akan mengancam jantan dengan menunjuk dengan mulut mereka terbuka. Burung ini biasanya penakut dan jarang terlihat dari pandangan, dan mereka terutama aktif di pagi dan sore hari , saat itu mereka dapat dilihat terbang  atau bertengger di tangkai.

MAKANAN
Murai batu di alam memakan  serangga (seperti belalang, rayap, belatung, ulat) dan buah. Burung muda muda terutama makan serangga dan cacing tanah.

REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN:
Burung-burung ini mungkin lebih produktif selama puncak musim kawin.  Bila mereka mendapatkan  pasokan makanan yang lebih baik juga lebih produktif. Mungkin ada 1-2 sarang per musim berkembang biak, dan  masing-masing mungkin berisi 3-5 telur. Kedua indukan jantan dan betina  berperan semala  berkembang biak. Betina membangun sarang dari akar, daun, dan batang pakis. Setelah sarang jadi mereka akan melakukan kopulasi, yang terjadi beberapa kali, biasanya jantan akan rajin berkicau dengan semangat sebelum kawin. Membangun sarang 2-3 hari.  Inkubasi (pengeraman)  berlangsung antara 12-15 hari dan dapat dilakukan oleh betina dan keduanya, tergantung karakter pasangan.  Waktu antara membangun sarang dan bertelur biasanya sekitar  5 dan 7 hari. Satu telur diletakkan per hari, namun semua telur biasanya menetas pada hari yang sama selama jam-jam pagi. Telur-telur berwarna terang bila di terawang di cahaya,  dengan cangkang kebiruan,  bintik-bintik berwarna coklat kemerahan, dan ukuran sekitar 17 hingga 22 milimeter (0,7 sebesar 0,9 inci). Piyikan belum membuka mata  dan berbulu. Mata terbuka setelah 6 hari dan bulu sepenuhnya  berkembang  setelah 11 hari, setelah itu disebut trotolan dan murai remaja ini mulai bersolek dan berani mandi.  Kedua indukan berpartisipasi dalam membuang kotoran dari sarang dan memberi makan piyikan. Dalam satu studi, tingkat kelangsungan hidup sekitar  70% dalam 10 hari pertama setelah menetas dan tingkat kelangsungan hidup  murai muda yang mulai keluar sarang adalah antara 65-83 %, dengan keberhasilan yang lebih besar dalam anak-anak kedua. Ada angka kematian lebih besar selama hari-hari terakhir mereka keluar dari sarang. Selama delapan hari pertama,  berat piyik meningkar  hampir dua kali lipat setiap hari. Ini kemudian  diikuti dengan penurunan yang signifikan dalam tingkat pertumbuhan. Pada hari ke-10, piyikan  umumnya berukuran antara 70-80% dari berat dewasa.  Mulai meninggal kan sarang  pada  12-13 hari setelah menetas, dan remaja dapat makan secara  mandiri 26 hari setelah menetas
  • Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif. Disamping itu juga memiliki kecerdasan yang baik sehingga dapat beradaptasi secara baik dan dilatih menirukan burung-burung master lain.
Penyebaran murai murai batu di Indonesai terdapat di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil seperti di Sabang, Riau, Nias. Yang membedakan adalah ukuran burung, ekor, kemampuan berkicau dan ciri-ciri spesifik masing-masin daerah
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Murai batu Medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki gunung Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm. Sebenarnya sendiri tidak ada murai yang berasal dari kota Medan, tetapi daerah-daerah sekitarnya. Tetapi sebutan murai Medan tersebut sudah sangat melekat dengan ciri-ciri spesifiknya.
  2. Murai batu Sabang, dari Pulau Sabang, Panjang ekor 27-30 cm
  3. Murai batu Aceh, di kaki Gunung Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  4. Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam
  5. Murai batu Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  6. Muraibatu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  7. Murai batu Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  8. Murai batu Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  9. Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm. Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
  1. Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai Medan.
  2. Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
  3. Murai batu Pilipina, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Seaca taxonomi, murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut: Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),Copsychus luzoniensis (White Browed Shama), Copsychus niger (White Vented Shama),Copsychus cebuensis (Black Shama), Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama).
Subspecies, ciri-ciri dan penyebara murai tersebut sebagai berikut:
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
  • Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)








  • Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
  • Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
  • Copsychus albiventris (Andaman)
  • Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
  • Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)

  • Copsychus minor (Hainan-China)
  • Copsychus mallopercnus (Malaysia)
  • Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  • Copsychus omissus
  • Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
  • Copsychus leggei (Sri Lanka)
  • Copsychus malabaricus (India)
  • Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
  • Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
  • Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
  • Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
  • Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
  • Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
  • Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)

  • Copsychus parvimaculatus (Polillo)
  • Copsychus shemleyi (Marinduque)
  • Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C.  Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (Philipian).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Demikian sekilas pengenalan tentang murai batu. Bila ada informasi tambahan semoga bisa dilakukan pembaharuan.

Kamis, 16 Februari 2012

MANFAAT CACING BUAT MURAI BATU


(ADA APA DENGAN CACING)
JENIS-JENIS CACING UNTUK PAKAN BURUNG  
Kandungan protein cacing dari hasil penelitian menunjukkan cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi, yaitu sekitar 72%, yang dapat dikategorikan sebagai protein murni dengan memiliki kandungan arginin berkisar 10,7% tryptophan, 4,4% tyrosin, 2,25%.

1. Manfaat Arginin:


1) Melemaskan otot dan memperlebar saluran darah sehingga meningkatkan
peredaran darah,
2) meningkatkan kekebalan tubuh,
3) meningkatkan birahi,
4) mengurangi resiko kemandulan (bagi breeding mengurangi resiko telur
“Kosong”),
5) menigkatkan kemampuan otak dalam mengingat (kecerdasan otak) 


2. Manfaat tryptophan tryptophan:

 
1) menigkatkan kemampuan burung untuk merelaksasi otak, sehingga burung:
a) tidak mudah stress pada saat terkejut akibat adanya gannguan eksternal
b) tidak mengalami gangguan tidur, terkadang burung burung pada malam
hari tidak bisa tidur padahal situasi dan kondisi sudah tenang hampir tdk
ada gangguan
2) Membantu meningkatkan konsentrasi burung pada saat proses pemasteran
3) Membantu proses pertumbuhan
4) Meningkatkan kualitas pigmen warna bulu 


3. Manfaat tyrosin:


1) Membantu meningkatkan konsentrasi burung pada saat proses pemasteran
2) Membantu proses pembuahan pada burung betina
3) Meningkatan reproduksi hormon Testosteron dalam tubuh burung, dimana
hormon tsb diperlukan untuk membuat burung menyuarakan lagu secara
maksimal 


Bahaya cacing

 
1. Mengkonsumsi cacing secara berlebihan akan menyebabkan kelebihan protein,
hal ini akan menyebabkan suhu tubuh burung meningkat dalam kurun waktu relatif
lama sehingga menyebabkan rontok bulu.
2. Dengan diketahuinya manfaat kandungan protein pada cacing, maka tidak
berlebihan apabila disarankan untuk menempatkan cacing sebagai pakan penting
pada burung. Jenis burung apapun selagi mau mengkonsumsi cacing, boleh saja
diberi cacing. Yang perlu diingat juga, bahwa pemberian cacing pada burung
disarankan tidak lebih dari 20% total pakan ransum yang dikonsumsinya.
Sebagai pengetahuan tambahan yang perlu diperhatikan, bahwa kemampuan burung mengkonsumsi cacing adalah masalah “KEBIASAAN” yang bisa dilatih. Dalam hal ini, burung yang “emoh cacing” harus dilatih sedikit demi sedikit agar “doyan cacing” terutama adalah burung pemakan serangga (Apalagi MB.......woww harus Coy !!!) dan burung pemakan buah. Sedangkan burung pemakan biji, pada dasarnya memang tidak suka cacing......tetapi apakah memang tidak bisa ?

Jenis-jenis cacing yang bisa dikonsumsi oleh Murai Batu antara lain:

 
1. Cacing merah (Lumbricus Rubbelus)
Cacing ini biasanya digunakan sebagai makanan ikan louhan dan arwana silver. Cacing merah biasanya juga digunakan sebagai umpan pancing, hal ini dikarenakan cacing ini disukai ikan-ikan seperti wader, tawes, sepat, ikan lele. Cacing ini dapat tumbuh sampai 10-15 cm dan berwarna merah-coklat gelap. Maklum yang nulis ini selain hobi MB juga hobi mancing ..... kecuali mancing cewek dan mancing kerusuhan.

2. Cacing Bayam (Eisenia SP)
Cacing ini biasa sering dijumpai pematang sawah dan sayuran yang membusuk sehingga disebut cacing bayam. Dapat tumbuh sampai 35 cm panjangnya dan warnanya merah gak kepucat2an. Selain disuka burung, cacing ini disuka oleh ikan baung dan lele, untuk pemberiannya kepada burung perlu dipotong-potong terlebih dahulu. 


3. Cacing Tanah (lumbricus terestris)
Cacing ini banyak dijumpai di tanah yang sarangnya membentuk liang, ukuran cacing ini paling besar diantara cacing lainnya sehingga teknik pemeberian makannya pada MB harus dipotong-potong dulu. Kandungan Arginin cacing tanah berkisar 10,7% Tryptophan, 4,4% Tyrosin, 2,25%. 


Jenis cacing tanah meliputi:
1) Lumbricus.
Cacing ini berbentuk pipih dan sering kalah bersaing dengan jenis jenis lain
sehingga tubuhnya lebih kecil. Lumbricus hasil ternakan memiliki besar tubuh
bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
2) Pheretima.
Cacing ini tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah
keungu2an.
3) Perionyx.
Cacing ini memiliki bentuk tubuh gilik berwarna ungu tua sampai merah
kecokelat2an. Perionyx termasuk cacing agak rentan dan rawan mati sehingga
dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian ekstra serius.
4. Cacing Fosfor (Lumbricus SP)
Cacing ini kalau dipencet mengeluarkan getah warna putih-bening yang lengket apabila nempel di tangan dan kalau malam cairan ini akan menyala karena mengandung phospor. Lumbricus SP memiliki warna tubuh merah kecoklat2an. Cacing ini memilik gerakan yang liar sehingga perlu dimatikan sebelum diberikan kepada burung. Cacing ini dapat berukuran sampai 30 cm.
Nah, dengan demikian apa bedanya pakan cacing pada burung dan cacingan pada burung.

Cacingan tidak hanya menyerang manusia tapi berlaku pula pada burung piaraan, termasuk MB sebagai burung berkicau merdu. Cacing yang sering menyerang burung salah satunya adalah Ascaridia galli yang berparasit pada burung dan penularannya melalui pakan, air minum, lalat, siput darat, kelabang atau bahan lain yang tercemar oleh kotoran burung itu sendiri.

Cacingan ini akan menyebabkan:
1. Kinerja burung akan turun drastis.
2. Mengalami gangguan proses pencernaan sehingga dapat menghambat pertumbuhan.
3. Terjadi infeksi usus yang akan menyebabkan penurunan berat badan.
4. Dalam kondisi cacingan yang berat, akan mengakibatkan dapat terjadi penyumbatan pada usus. Dalam kondisi ini, burung akan mengalami gangguan pencernaan akhirnya mengakibatkan mortalitas syndrome
5. Burung selalu membuka paruhnya seperti kehausan,
6. Bulu burung kusam, seolah banyak abu pd bulu dan tdk mau rapi.
7. Nafsu makan berkurang, bahkan tdk mau makan pada kondisi cacingan berat
8. Radang mata yang bisa mengakibatkan kerusakan kornea sehingga akan mengganggu daya pandang burung

Sebelum itu terjadi pada burung kita (MB makdusnya) alangkah baiknya bila kita mengenali gejala cacingan pada burung sebagai berikut:
1. kelihatan lesu dan pucat,
2. mafsu makan berkurang,
3. beraknya mencret, berlendir dan berwarna keputih-putihan seperti kapur,
4. sayap mulai menggantung dan bulunya mulai pecah2
5. burung matanya mulai berair
6. Burung sering minum, padahal tidak dalam proses penjemuran 


Jenis cacing yang berbahaya bagi burung meliputi:

 
1. Cacing tenggorokan
Gejala: Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya. Lendir biasanya cenderung agak kental warnanya tidak bening.
Penyebab: Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah tenggorokan yakang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian. 


2. Cacing rambut
Gejala: burung menderita diare. Namun, jika sangkar diletakkan berdekatan dengan sangkar lain dengan arah angin menuju ke arah sangkar berikutnya, maka berpeluang terjadi penularan cacing tersebut ke sangkar lainnya. Akhirnya dapat mematikan burung pada sangkar yang berdekatan tsb..
Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan melalui darah burung yang dihisapnya. 


3. Cacing gelang
Gejala: burung mengalami kurang darah (anemia)
Penyebab: Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok,misalnya: Love Bird, Kenari, Parkit 


4. Cacing pita
Gejala: burung tampak lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan), sedikit diare. tampak selalu membuka paruhnya seperti kehausan, bulu burung men-jadi kasar. 


Pada kenyataannya kematian burung akibat penyakit relatif kecil’ karena begitu ada gejala sakit langsung dilkukan pengobatan. Penyebab terjadinya kematian pada burung berkicau sebagian besar disebabkan oleh:


1. Mengalami gizi buruk, yaitu tidak tercukupinya kebutuhan Vitamin, Mineral dan
nutrisi lainnya
2. Memberikan perlakukan yang sama tentang asupan gizi,jenis burung yang sama
maupun berbeda (biasanya terjadi pada pemula)
3. Salah perawatan karena meniru teknik perawatan burung milik orang lain tanpa
berkonsultasi, dan hanya melalui proses melihat langsung praktek (para penghobi
yang pemalu, yang lebih parah lagi orang yang memiliki gengsi tinggi karena tidak
mau dibilang bodoh)
4. Karena burung stres akibat buruknya kebersihan lingkungan brung, perubahan-
perubahan suhu yang cepat, trauma baik fisik maupun psikis akibat: transportasi
pembelian, latihan, pemindahan kesangkar lain dan lain-lain
5. Mengalami over dosis pada asupan pakan
6. Kualitas pakan rendah dan tidak bervariasi sesuai dengan selera burung
7. Mutu pakan Banyak pemelihara memberi makan burungnya cukup banyak kadang
malah berlebihan, tetapi mutunya ren dan monoton sehingga dapat terjadi
defisiensi (kekurangan sesuatu zat nutrisi). 


 Selebihnya tergantung dari Rekan2 menyikapinya.......yang pasti tidak ada pembenaran dalam tulisan ini kecuali sebuah informasi yang berkemungkinan dapat memberikan rangsangan buat pembaca untuk menggali informasi lebih dalam lagi melalui sumber yang lain dgn orang yang lebih memiliki kompetensi dibidang perburungan sehingga dapat melengkapi khasanah ilmu pribadi masing2.Ilmu itu indah dan akan terasa lebih nikmat apabila ilmu tsb dapat bermanfaat bagi orang lain